“Rasulullah saw. tidak
berbicara cepat sebagaimana kalian. Tetapi beliau berbicara dengan kata-kata
yang jelas dan tegas. Orang yang duduk bersamanya akan dapat menghafal
(kata-katanya)
(Diriwayatkan oleh Humaid bin Mas’adah al Bashriyyi, dari Humaid al Aswad, dari Usamah bin Zaid, dari Zuhri, dari `Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
(Diriwayatkan oleh Humaid bin Mas’adah al Bashriyyi, dari Humaid al Aswad, dari Usamah bin Zaid, dari Zuhri, dari `Urwah, yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
“Rasulullah saw. suka mengulang kata-kata yang diucapkannya
sebanyak tiga kali agar dapat dipahami.”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Yahya,
dari Abu Qutaibah –Muslim bin Qutaibah-. dari `Abdullah bin al Mutsani, dari
Tsumamah, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
§ CARA
RASULULLAH SAW TERTAWA
“Betis Rasulullah saw kecil (tidak gemuk). Beliau tidak tertawa
kecuali tersenyum.Bila aku memandangkepadanya, aku berkata (dalam hati);
“Betapa hitam pelupuk matanya, padahal tidak dihitami.”(Diriwayatkan oleh Ahmad
bin Mani’, dari `Abbad bin al `Awwam, dari al Hajjaj –Ibnu Arthah-*, dari Simak
bin Harb, yang bersumber dari Jabir bin Samurah r.a.)
• Al Hajjaj (Ibnu Arthah) didla’ifkan oleh jamaah “Tiadalah
tertawa Rasulullah saw kecuali tersenyum.”(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Khalid
al Khilal, dari Yahya bin Ishaq, as Sailihani, dari Laits bin Sa’id, dari Yazid
bin Abi Habib, yang bersumber dari`Abdullah bin al Harits r.a)
§ MINYAK
WANGI RASULULLAH SAW
“Rasulullah saw. bersabda :”Wewangian laki-laki ialah yang harum
baunya dan tersembunyi warnanya. Sedangkan wewangian wanita ialah yang
cemerlang warnanya dan tersembunyi baunya.”(Diriwayatkan oleh Mahmud bin
Ghailan, dari Abu Daud al Hafariyyi, dari Sufyan, dari al Jurairi, dari Abi
Nadhrah, dari seseorang*, yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)
• Dalam riwayat lain yang juga bersumber dari Abu Hurairah r.a.,
sanadnya adalah:Diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr, dari Isma’il bin Ibrahim, dari
al Jurairi, dari Abi Nadhrah, dari at Thawafi, yang bersumber dari Abu hurairah
r.a.
§ KELAKAR
RASULULLAH SAW
“Sesungguhnya Rasulullah saw. bergaul akrab dengan kami,
sehingga beliau bersabda kepada adikku yang masih kecil :”Wahai Abu `Umair
(bapak Umair), apa yang dapat dikerjakan burung sekecil itu?”(Diriwayatkan oleh
Hannad bin asSariyyi, dari Waki’, dari Syu’bah, dari Abit Tayyah, yang
bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
• Ia adalah saudara seibu Anas bin Malik r.a., namanya adalah
Ibnu Abi Thalhah Zaid bin Sahl al Anshari, sedangkan ibu bagi keduanya adalah
Ummu Sulaim binti Malhan. Ibnu Abi Thalhah (Abu `Umair) wafat sewaktu masih
kecil yakni dimasa Nabi saw. masih hidup.
• Imam Tirmidzi berkata :” Maksud Hadist ini, Rasulullah saw. bergurau. Di dalam pergurauannya, beliau memberi gelar kepad seorang anak kecil dengan sebutan bapak:”Wahai Abu `Umair (Wahai bapak `Umair). Pada hadist inipun terdapat suatu hukum,bahwa memberi mainan kepada anak-anak berupa burung tidak apa-apa. Nabi saw.
bersabda: “Wahai Abu `Umair apa yang dapat dikerjakan oleh burung sekecil itu ?”Maksudnya adalah : Anak kecil itu mempunyai burung kecil sebagai mainannya. Kemudian burung itu mati , maka anak tersebut berduka cita karenanya. Untuk mengobati dukanya Nabi saw bersenda gurau kepadanya.
“Mereka (para sahabat) bertanya: “Wahai Rasulullah! apakah Anda suka bergurau kepada kami?” Beliau bersabda : “Benar! Hanya saja apa yang kukatakan, tidak lain hanyalah kebenaran.”(Diriwayatkan oleh `Abbas bin Muhammad ad Duri, dari `Ali bin al Hassan bin Syaqiq, dari `Abdullah bin al Mubarak, dari Usamah Ibnu Zaid, dari Sa’id al Maqbari, yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)
• Imam Tirmidzi berkata :” Maksud Hadist ini, Rasulullah saw. bergurau. Di dalam pergurauannya, beliau memberi gelar kepad seorang anak kecil dengan sebutan bapak:”Wahai Abu `Umair (Wahai bapak `Umair). Pada hadist inipun terdapat suatu hukum,bahwa memberi mainan kepada anak-anak berupa burung tidak apa-apa. Nabi saw.
bersabda: “Wahai Abu `Umair apa yang dapat dikerjakan oleh burung sekecil itu ?”Maksudnya adalah : Anak kecil itu mempunyai burung kecil sebagai mainannya. Kemudian burung itu mati , maka anak tersebut berduka cita karenanya. Untuk mengobati dukanya Nabi saw bersenda gurau kepadanya.
“Mereka (para sahabat) bertanya: “Wahai Rasulullah! apakah Anda suka bergurau kepada kami?” Beliau bersabda : “Benar! Hanya saja apa yang kukatakan, tidak lain hanyalah kebenaran.”(Diriwayatkan oleh `Abbas bin Muhammad ad Duri, dari `Ali bin al Hassan bin Syaqiq, dari `Abdullah bin al Mubarak, dari Usamah Ibnu Zaid, dari Sa’id al Maqbari, yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)
§ SYI’IR
YANG DIBACA RASULULLAH SAW
Aisyah r.a. bertanya :”Apakah Rasulullah saw. pernah membaca
syi’ir?” Ia menjawab : “Beliau pernah membaca Syi’ir Ibnu Rawahah r.a.dan juga
pernah membaca syi’ir yang berbunyi: “Berita-berita akan datang kepadamu Dibawa
oleh orang yang tak kau beri bekal.”(Diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr, dari
Syarik, dari al Miqdambin Syuraih, dari bapaknya,yang bersumber dari `Aisyah
r.a.)
• Permulaan baitnya berbunyi: Hari demi hari akan menyingkap
kejelasan bagimu. Walau kau sebelumnya tidak tahu.
Rasulullah saw. bersabda :”Syi’ir yang terbaik (paling benar) yang pernah dibacakan seorang penya’ir adalah Syi’ir Labid* (bin Abi Rabi’ah al Amiri), yang berbunyi: “Ingat! Segala sesuatu selain Allah pasti binasa.” Dan hampir saja Ummayah bin Abis Shalt* menjadi muslim (karena syi’ir-syi’irnya) .”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan as Tsauri, dari `Abdul Malik bin`Umair,dari Abu Salamah,yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)
• Pada masa jahiliyah, Labid adalah seorang yang mulia demikian pula setelah ia masuk Islam. Ia merupakan penyair Arab yang terkenal saat itu. Namun setelah turun ayat-ayat Al-Qur’an ia berhenti membuat syi’ir dan ia hanya mencukupkan dengan al-Qur’an saja. Ia wafat pada tahun 41 H pada usia 140 tahun.
• Tentang Ummayah bin Abis Shalt, Rasulullah pernah bersabda: “Syi’irnya beriman, namun hatinya tetap kafir.”
“Aku pernah berada di belakang Nabi saw. (dibonceng), kepadanya kubacakan seratus qafiah (sajak) Syi’ir gubahanUmmayah bin Abis Shalt as Tsaqaf.Manakala kubacakan kepadanya sebait syi’ir, Nabi saw. bersabda : “Tambahkan lagi!” Sehingga kepadanya kubacakan seratus bait syi’ir, kemudian Nabi saw bersabda : “Sesungguhnya Ummayah itu hampir saja menjadi muslim.”(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani’, dari Marwan bin Mu’awiyah*, dari `Abdullah bin `Abdurrahman at Thaifi, dari `Amr bin Syarid, yang bersumber dari ayahnya)
• Marwan bin Mu’awiyah bin Harits al kufi, ia dinyatakan tsiqat oleh jamaah. ia wafat tahun 193 H.
“Rasulullah saw. meletakkan mimbar untuk Hasan bin Tsabit di dalam masjid agar ia bersyi’ir yang membesarkan hati Rasulullah saaw., atau (perawi ragu) agar ia mempertahankan Rasulullah saw. Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah swt. menolong Hasan lewat Jibril tatkala ia mempertahankan (atau membesarkan hati) Rasulullah saw. (dengan syi’irnya)” (Diriwayatkan oleh Isma’il bin Musa al Fazari, dan diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr (semakna), keduanya menerima dari `Abdurrahman bin Zinad, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya (`Urwah), yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
Rasulullah saw. bersabda :”Syi’ir yang terbaik (paling benar) yang pernah dibacakan seorang penya’ir adalah Syi’ir Labid* (bin Abi Rabi’ah al Amiri), yang berbunyi: “Ingat! Segala sesuatu selain Allah pasti binasa.” Dan hampir saja Ummayah bin Abis Shalt* menjadi muslim (karena syi’ir-syi’irnya) .”(Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari `Abdurrahman bin Mahdi, dari Sufyan as Tsauri, dari `Abdul Malik bin`Umair,dari Abu Salamah,yang bersumber dari Abu Hurairah r.a.)
• Pada masa jahiliyah, Labid adalah seorang yang mulia demikian pula setelah ia masuk Islam. Ia merupakan penyair Arab yang terkenal saat itu. Namun setelah turun ayat-ayat Al-Qur’an ia berhenti membuat syi’ir dan ia hanya mencukupkan dengan al-Qur’an saja. Ia wafat pada tahun 41 H pada usia 140 tahun.
• Tentang Ummayah bin Abis Shalt, Rasulullah pernah bersabda: “Syi’irnya beriman, namun hatinya tetap kafir.”
“Aku pernah berada di belakang Nabi saw. (dibonceng), kepadanya kubacakan seratus qafiah (sajak) Syi’ir gubahanUmmayah bin Abis Shalt as Tsaqaf.Manakala kubacakan kepadanya sebait syi’ir, Nabi saw. bersabda : “Tambahkan lagi!” Sehingga kepadanya kubacakan seratus bait syi’ir, kemudian Nabi saw bersabda : “Sesungguhnya Ummayah itu hampir saja menjadi muslim.”(Diriwayatkan oleh Ahmad bin Mani’, dari Marwan bin Mu’awiyah*, dari `Abdullah bin `Abdurrahman at Thaifi, dari `Amr bin Syarid, yang bersumber dari ayahnya)
• Marwan bin Mu’awiyah bin Harits al kufi, ia dinyatakan tsiqat oleh jamaah. ia wafat tahun 193 H.
“Rasulullah saw. meletakkan mimbar untuk Hasan bin Tsabit di dalam masjid agar ia bersyi’ir yang membesarkan hati Rasulullah saaw., atau (perawi ragu) agar ia mempertahankan Rasulullah saw. Rasulullah saw. bersabda : “Sesungguhnya Allah swt. menolong Hasan lewat Jibril tatkala ia mempertahankan (atau membesarkan hati) Rasulullah saw. (dengan syi’irnya)” (Diriwayatkan oleh Isma’il bin Musa al Fazari, dan diriwayatkan oleh `Ali bin Hujr (semakna), keduanya menerima dari `Abdurrahman bin Zinad, dari Hisyam bin `Urwah, dari bapaknya (`Urwah), yang bersumber dari `Aisyah r.a.)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan